Lomba Bidang Studi Kimia (LBSK) adalah ajang tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKI) untuk menarik minat dan bakat Pemuda/i terhadap pendidikan. Pelajar se-Kalbar dan mahasiswa se-Indonesia berkompetisi di Pontianak untuk menjadi pemenang. LBSK merupakan salah satu program kerja di bawah bidang Penalaran Keilmuan (PI) HIMKI FMIPA Untan.
LBSK sudah diadakan sebanyak 13 kali sejak berdirinya HIMKI tahun 2002. Pada kesempatan kali ini, LBSK mengangkat tema: “Alamku Untuk Masa Depan Negeriku”. LBSK terdiri dari tiga kategori lomba yaitu:
Setiap lomba mengambil lima pemenang. Dari juara satu hingga harapan dua. Yuk, kita lihat para pemenang yang tersenyum bahagia dengan hadiah mereka.
Pemenang LBSK (Lomba Bidang Studi Kimia) Pelajar Se-Kalbar
Pemenang LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Pelajar Se-Kalbar
LBSK Pelajar dan LKTI Pelajar diikuti oleh SMA sederajat dari 2 kota dan 9 kabupaten di Kalimantan Barat. Kedepannya, panitia berharap dapat mematangkan strategi seleksi pelajar hingga semua Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Kalbar dapat terjangkau.
Pemenang LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Mahasiswa Nasional
Bapak Afghani Jayuska, S.Si, M.Si selaku ketua jurusan yang menutup acara ini mengucapkan selamat kepada para pemenang dan berpesan pada peserta lainnya yang belum berkesempatan menang agar tetap bersemangat dan harus berjuang menjadi pemenang di tahun berikutnya. Karena menurut beliau, LBSK merupakan salah satu sarana yang mampu mempersiapkan pemuda Kalbar menyongsong kesuksesan Indonesia di masa depan. Melalui LBSK pemuda berkarya untuk kejayaan bangsa.
Muhammad Syahwandi sebagai ketua mengaku merasa sangat puas dengan suksesnya LBSK XIII karena kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak. Baik sesama panitia, senior, dosen Kimia maupun sponsor. Panitia berjumlah 84 orang dibagi dalam sembilan bidang terlihat sumringah seusai acara. Mereka pun berfoto dan ber-selfie ria di akhir acara.
Sepuluh menit terakhir, peserta dan tamu undangan dibuat terharu oleh dua tarian penutup yaitu tarian Tidayu (Tionghoa-Dayak-Melayu) dan tarian NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang ditampilkan dengan kostum pakaian adat daerah beberapa suku di Indonesia. Riska Mei Lani dan Risky Widya Saputri yang menjadi pelatih tarian ini mengatakan sangat puas akan penampilan kedua tarian tersebut. Mereka berharap, melalui tarian ini para pemuda dapat kembali merasakan persatuan dan kesatuan Indonesia yang akhir-akhir ini goyah. Wah, ternyata selain belajar di kampus, mahasiswa Kimia juga bisa menari loh. (Nings)
*Sumber foto: HIMKI FMIPA Universitas Tanjungpura